Bulan ramadan kesempatan emas untuk mencintai alqur-an

BULAN RAMADHAN KESEMPATAN EMAS UNTUK MENCINTAI AL-QUR’AN Segala puji bagi Allah, Dialah yang mengetahui selok belok seluruh ciptaan-Nya, Dia Allah yang Maha Mengetahui selok belok jiwa dan raga manusia. Dialah Pencipta segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Hendaklah manusia meneliti di dalam Al-Qur’an, agar mereka menemukan sendiri sebenarnya kenapa mereka hidup di muka bumi. Allah menunjukkan di dalam Al-Qur’an tentang bulan Ramadhan sebagaimana firman-Nya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Al Baqarah: 185) Gelapnya hati manusia dengan tutupan dosa menjadikan manusia tidak mampu menghargai jalan-jalan kesucian, jalan kemuliaan, jalan-jalan ketinggian yang Allah berikan kepada mereka. Namun dengan menjalankan Ibadah puasa karena Allah, maka manusia memiliki kesempatan untuk mampu tersadar dari segala kegilaan kepada perbuatan dosa menuju kepada kebencian kepada perbuatan dosa. Rasulullah SAW menyampaikan sabdanya: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari) Segala puji bagi Allah yang telah memberi kesempatan kepada manusia untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Allah SWT. Betapa lega dan lapangnya hati manusia yang telah menempuh jalan Taubat dan mendapatkan pembersihan dosa dari Allah SWT. Bila manusia menggunakan kesempatan yang diberikan oleh Allah tersebut dengan sungguh-sungguh, maka di antara bukti nyata dalam diri manusia, maka hati dan akalnya akan tertuntun untuk mulai mencintai Al-Qur’an, manusia kembali mencintai Al-Qur’an, manusia mulai mengumpulkan kebaikan dengan mentaddaburi Al-Qur’an, dan manusia mulai menyenangi menempuh jalan-jalan petunjuk. Manusia mulai menyenangi menempuh jalan menuju kesucian, ketinggian, kemuliaan, keselamatan, kebahagiaan, ketenteraman, dan jalan menuju kecintaan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Bila bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu syurga, pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan pun dibelenggu.” (HR Muslim) Bagi hamba-hamba Allah yang biasa rajin menempuh jalan-jalan Ibadah dengan segala ketekunannya, pasti akan merasakan dengan sungguh-sungguh bedanya suasana bulan ramadhan dibanding dengan bulan-bulan yang lainnya. Bagaimana hati manusia yang ingin mendekat kepada Allah semakin, mudah, semakin lapang dan semakin membahagiakan. Dikala syaitan-syaitan dibelenggu, menjadikan manusia-manusia ahli ibadah semakin khusyuk dan tekun dalam ibadahnya. "Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah berbuat kebajikan, terutama di bulan Ramadhan. Karena setiap tahun Jibril selalu menemui beliau tiap-tiap malam, hingga habis bulan Ramadhan. Rasulullah SAW memperdengarkan bacaan Qur’an kepadanya (dan Jibril menyimak). Apabila Jibril mendatanginya, beliau lebih giat lagi berbuat kebajikan melebihi angin yang berhembus.” (HR Muslim) Segala puji bagi Allah, telah terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa-bangsa di seluruh muka bumi, bila mereka mampu mengendalikan diri dari segala perbuatan dosa dan melampaui batas dan tekun dalam jalan-jalan kebenaran dan kemuliaan, mereka akan menjadi bangsa yang besar dan berwibawa. Sebaliknya bila mereka menyenangi terendam, terkungkung, tenggelam di dalam budaya memuaskan kesenangan DOSA ajakan syaitan dan hawa nafsu, maka mereka akan jatuh terjerembab dan hancur berkeping-keping. Sebab musabab kemuliaan sudah nampak di depan mata, demikian pula sebab musabab kehancuran sudah pula terbukti di depan mata, Jalan kemuliaan dan kebahagiaan membutuhkan kemauan yang sungguh-sungguh untuk menempuhnya. Sebaliknya jalan yang melalaikan menurun dan mengasyikkan siapapun pasti mudah untuk menempuhnya, namun akan berakhir dalam keadaan terhina dan tercela bahkan tertindas, dan diakhiri dalam kesusahan dan siksa. Momen bulan Ramadhan, bukan sekedar rutinitas untuk bersusah-susah merasa haus dan lapar saja, namun seharusnya, dalam suasana mengendalikan diri dari bujukan syaitan dan hawa nafsu dalam rangka taat kepada Allah di isi dengan ketekunan membaca, mempelajari, menekuni, menghayati, memahami, meresapi dan mengambil petunjuk dari Al-Qur’an. Sungguh ibadah puasa adalah kesempatan emas untuk menjadi manusia yang tinggi dan mulia dengan mengamalkan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah. Wallahu a’lam. __________ Shared By Bicara Hidayah Kredit: Suntingan dari artikel di laman Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) - mta.or.id

Comments

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA HATI